Sunday, October 11, 2009

what a looooong story


Desember 1995,

Liburan Natal yang panjang bagi seorang anak kecil yang baru duduk di bangku SD kelas 5 merupakan hari hari yang sangat dinanti nanti… terutama buat anak kecil di desa kecil dengan imajinasi yang besar. Papa mama yang selalu menjaga toko tiap tiap harinya memang jarang ngajak anak kecil ini untuk berwisata. Tapi lain halnya dengan desember 1995.. Akhirnya impian untuk berwisata waktu liburan tanpa harus membantu papa mama nya di toko pun terwujud. Dengan sebuah kesempatan dari paman dekatnya dan keluarga keluarga dari mamanya itu akirnya si kecil ini pun punya hal untuk diceritakan di kelas bahasa yang biasanya sehabis libur panjang memaksa tiap anak SD menceritakan pengalaman berliburnya.
Malang, memang bukan sebuah kota yang jauh dari jember. Tapi berwisata dan berlibur di kota lain dengan serombongan orang (keluarga besar) akan selalu menjadi cerita dan kenangan yang menyenangkan buat anak kecil berusia 10 tahun.
Pagi itu tanggal 28 Desember 1995 si kecil ini demam dan flu, Papa dan kakak terbesarnya pun sedikit tidak enak badan. Demam ini membuat si kecil sangat sedih dan kecewa. Kekecewaan ini pun semakin berlipatganda ketika dia mendengar papa mamanya menelepon pamannya dan anggota keluarga besar lainnya untuk batal ikut dalam perjalanan wisata ini… Malam itupun dia berubah dari anak yang nakal menjadi anak yang sangat patuh. Dia minum obatnya teratur, dia tidur lebih awal dengan harapan besok paginya dia sembuh dan masih sempat untuk ikut dalam perjalanan wisata itu. Perjalan wisata yang sangat diidam-idamkannya.
29 Desember 1995, pukul 06.00…. “YYYEEEEEYYYY” sambil melompat girang, si kecil bangun dari tidurnya dan merasakan badannya ga lagi berat seperti apa yg dia rasakan hari sebelumnya. Melompat dari tempat tidurnya dan berlari sekenceng-kencengnya ke arah papa mamanya yang masih baru saja terbangun…
“MAMAAA,,,,,, PAPA…. Adek sembuuuuhh.. ayo ke Malang… yeyyy.. ke malang… yipppiiii ke malang” sambil melompat lompat kecil dia merasakan kegembiraan yang luar biasa. Merasa dirinya telah menang dari demam sialan yang dialami kemaren. Seperti layaknya sebuah tim gurem di Indonesia yang berhasil mengalahkan tim besar seperti Barcelona. Melompat, menari nari dan berteriak membangunkan seisi rumahnya untuk segera bersiap ke Malang…
“Adeeek…. Kayaknya kita ga bisa pergi deh.. tuh liat Papa lagi ga enak badan.. Kakak juga tuh….” Kata Mama sambil berusaha untuk tidak membuat si kecil kecewa berat. Tapi yang namanya anak kecil tetap lah anak kecil… tawa riang yang membuat seisi rumah bangun pun menjadi sebuah teriakan kemarahan penuh kekecewaan…
“AAAARRRRGGHHH… GA MAU!!! Pokoknya Adek mau kita pergi… Papa ama Kakak minum obat sajaaaa…..” setengah jam berlalu dengan teriakan dan rayuan manja penuh emosi dari si kecil.
Akhirnya Papa yang memang sudah berjanji untuk berlibur di natal itu memutusan untuk tetap berangkat. Kakaknya yang masi duduk di bangku SMP pun memang sebenarnya masih pengen ikutan.
Sekali lagi kemenangan itu kembali direbut oleh si kecil… Papa Mama 2Kakak dan si kecil ini pun segera bersiap untuk menyusul kelurga besar lainnya. Seperti rencana awal kitapun berangkat dengan 2 mobil bebarengan. Kijang P1264RF papa pun akan diisi dengan Papa, mama, 2 Kakak, 3 sepupu(yang masih kecil kecil) dan satu bibi. Tentunya dengan supir. Mobil yang berkapasitas 9 orang itupun dipaksa menampung kemampuan maksimalnya. Sedangkan mobil satu lagi ialah mobil paman yang diisi oleh si kecil dan sepupu si kecil yang seumuran dengannya(sebut saja namanya Edric), adik sepupunya, Paman dan Bibi.
Berangkat beriring- iringan, tiba –tiba setelah melewati Probolinggo, mobil Kijang tidak muncul muncul, ditunggu beberapa lama di sebuah pom bensin pun ternyata masih tidak muncul batang hidung Kijang Abu abu itu. Akhirnya mobil Mazda hijau ini pun memutuskan untuk menunggu di hotel yang telah dipesan beberapa hari sebelumnya. Baru saja check in, dan memasuki kamar hotel tiba tiba…RRRIIIIIIIINGGGGGG… suara telepon kamar hotel berdering…
“HAH?? Dimanaaa?? Trus skrang ada di mana???”
telepon ditutup dan tiba tiba paman dan bibi berbincang dalam bisikan dengan raut muka cemas. Si kecil yang emang masih sangat kecil dan bodoh, tidak merasakan hal yang aneh sedang terjadi… tiba tiba, bibi dengan sangat perlahan dan lembut berkata….”Adek… mobil papa kecelakaan di probolinggo, sekarang sedang di bawa ke rumah sakit di surabaya… tapi ga papa kok… sudah ditangani oleh dokter” Si kecil pun mengangguk masih tanpa perasaan ketakutan. Dalam benaknya kecelakaan dan rumah sakit adalah hal baru. Baginya itu hanya sekedar pertolongan. Berdasarkan apa yang dipelajarinya di bangku SD, Rumah Sakit ada untuk menolong. Jadi dalam alam pikirannya pun “kalo mereka di RS berarti aman lah.. ya udah lah yuk kita kesana ngliat….” Bahkan di perjalanan menuju ke Surabaya, mereka sempat mampir ke sebuah restoran untuk makan siang. Si kecil dan Edric masih sempat bermain action figure X Men yang mereka dapatkan sebagai hadiah dari snack yang mereka beli di restoran itu. Si kecil mendapatkan Magneto, sedangkan si Edric mendapatkan Wolverine.
Satu jam kemudian sampe lah mereka di rumah sakit RKZ Surabaya. Dilihatnyalah Mama yang sedang duduk di kursi roda sambil tangannya dibebat oleh perban dan menangis memeluk si kecil… Si kecil mulai bingung… Apa yang terjadi? Bukannya mereka sudah aman berada di rumah sakit?? Terdengarlah perbincangan Mamanya ini dengan pamannya sambil dipenuhi isak tangis, “Papa parah banget, Robert(sepupu si kecil yang masih berusia 6tahun) pun demikian…”
Barulah si kecil sadar dan terduduk lemas mendengarkan itu… keegoisannyalah yang mnyeret keluarganya ke tangisan menydihkan ini… dilihatnyalah kakak perempuannya yang duduk lemas, tapi tidak terlihat perban membebat dia seperti membebat Mamanya. Duduklah si kecil di sebelah kakaknya itu….duduk diam tanpa bicara…

3 hours earlier…

Pak Ratiman, supir langganan yang biasa di sewa oleh keluarga si kecil ini memang terkenal suka ngebut dan aga sedikit bandel… Libur natal memang slalu membuat jalanan padat dan ramai akan kendaraan. Terutama jalur jalur utama seperti jalur utara dan jalur selatan yang dilalui keluarga si kecil ini menuju ke Malang.
Probolinggo, Jalanan jalanan yang ga terlalu besar, hanya cukup untuk 2 mobil yang berhadapan ini seringkali mengundang beberapa supir tertarik untuk segera menyalip mobil di depannya supaya tidak terlalu lama berada di jalanan macet itu. Begitu juga dengan Pak Ratiman yang memang suka lepas emosi.
Dilihatnyalah sebuah celah di depannya untuk menyalip Bus antar kota yang menghalangi jalannya… denagn sigap dia membelokkan setirnya serong ke kanan… mulai disusul lah kecepatan si Bus…. Hampir sejajar, dari kejauhan terlihat sebuah truk yang berjalan ke arah sebaliknya, ke arah mobil Kijang abu abu itu… “Ratiman, ga sempet…balik aja… tahan dulu…”
“Aaahhh.. sempet kok… masih jauh itu truk….”
Ya… memang berdasarkan kesaksian kakak tertuanya dan papa, truk itu memang masih agak jauh dan masih sempat disalip kalo yang disalipnya ini bukanlah bus antar kota, yang memang terkenal brengsek.
Masih nempel dalam ingatan si Papa sampai sekarang, ketika dia menoleh ke bus itu, dilihatnyalah si supir bus yang sedang menyeringai.. mengejek… sambil menambahkan kecepatan busnya… beberapa saat pun Kijang dan Bus ini berusaha saling mendahului… Yang tentunya di satu sisi, truk tadi terus mendekat… semakin mendekat dan terus mendekat…

1 minutes earlier

kakak perempuan si kecil, sebut saja namanya Dina, yang duduk di samping mama di bangku tengah bersama bibinya.. sedang asik bercengkerama, sambil memegang kue kering yang dibeli di jatiroto… sambil becanda tawa, dia mencoba mencari cabe di kotak kue… Kue kering jatiroto ini memang oke dimakan dengan cabe… diambilnyalah 2 cabe.. siap siap dia memakannya… tiba-tiba terdengarlah suara benturan dan……..gelap…….

Sampe akirnya Hidung Kijang sudah sedikit di depan bus, tapi terlambat….. Truk sudah di depan mata…. Ratiman, dengan reflek menyelamatkan dirinya membanting setir ke arah kiri…Di hantamnyalah Bus brengsek tadi…. Hantaman keras Bus menghajar Kijang abu abu kotak itu, mendorongnya ke pinggir jalanan, tempat diparkirnya beberapa truk… Truk truk tak bersalah itupun ikut menjadi korban sekaliguspenambah kerusakan pada Kijang… 2 kali menghantam truk parkir.. Kijang abu abu itu akirnya berhenti….
Dina yang masih kebingungan, tadi dia masi memegang kue dan 2 cabe sekrang dia sudah berada di jalanan yang dipenuhi banyak orang… dilihatnya ke samping… Mama.. sedang menangis… memegang tangan kirinya yang hanya bisa berayun dari pangkal tangannyaaa sambil berteriak “mana adeek? Mana addeeeek???” … Bibi yang berteriak teriak melihat anaknya Robert yang tak sadarkan diri dipenuhi darah… Suasana panik, ketakutan, sedih dan putus asa memayungi pinggiran jalanan Probolinggo.

5 minutes later…

Ambulans, suster dan paramedic yang bertugas pun dengan sigap memberikan pertolongan kepada papa yang setengah sadar…
“Maaf bu, mau dibawa ke RS mana bu? RS Adi Husada ato RKZ?” paramedic berusaha memberikan keputusan ini ke mama yang sedang mendampingi Papa bersama Kakak tertua laki si kecil, sebut saja namanya Iwan… Takut akan papanya tidur dan ga kembali, dia berusaha untuk terus membangunkan Papa setiap kali mau tertidur.
“Pa… mau ke Adi Husada, ato RKZ?” bisik mama ke telinga papa.
“RKZ” Papa menjawab singkat…

3 hours later…
“Ya sudah dok… diamputasi saja. Saya di sini yang akan mengambil keputusan. Biar saya yang bilang sama keluarga.”
Paman sebagai Lelaki tertua yang ada di sana diperhadapkan dengan pilihan tangan dipertahankan dengan kemungkinan infeksi dan mautpun menjemput atau amputasi tangan kiri dengan kemungkinan selamat jauh lebih besar.
Papa yang duduk di samping pak ratiman bersama Iwan, adalah korban paling parah dalam insiden ini, berusaha melindungi anak Sulungnya itu, papa menutupi badan Iwan dengan badannya sendiri. Tangan kirinya tidak lagi terlihat seperti tangan, melainkan seperti onggokan daging bercampur tanah, pecahan kaca dan besi besi kecil.13 rusuk papa patah. Darah pun mengucur seakan ga mau berhenti.
Sepasang suami istri yang tidak dikenal oleh keluarga ini, dan bahkan sampe saat ini pun tidak diketahui siapa mereka, seakan akan menjadi utusan Tuhan dengan berada di RKZ dan kemudian mencarikan darah yang sama dengan darah milik Papa yang susah didapat dan RS kehabisan darah dengan tipe yang sama. Seperti malaikat mereka muncul di hadapan keluarga si kecil. Biasanya RS Adi Husada akan menjadi pilihan utama buat orang orang, dan ternyata waktu papa bilang “RKZ”, papa bener bener ga sadar dan ga pernah merasa demikian. Dan ternyata di RKZ sudah disediakan utusan Tuhan untuk membantu keluarga si kecil.


1year later, Desember 1996
Seorang lelaki gagah yang dulunya seorang pelatih karate, yang sangat bangga dengan kemampuan fisiknya, sekarang berdiri di depan banyak orang hanya dengan satu tangan, di depan mimbar menceritakan betapa Tuhan telah memegang tangannya ketika dia sudah di ujung maut.
Sewaktu muda, Lelaki yang tidak lain adalah Papa si kecil, pernah meminta kekuatan dari dukun sakti. Diberikan sebuah susuk di kepalanya… dan dicoba dipotong tangan kirinya dengan sebuah golok… Tidak mempan…. Dan sekarang tepat di garis yang sama golok itu mencoba memotong tangan Papa, di situ pulalah tangannya berakhir di meja operasi dokter. Tanda telah dibuangnya kuasa kegelapan dalam tubuhnya.. telah dipindahkan oleh Tuhan yang seharusnya maut menjadi mujizat….
Semua orang yang melihat langsung kejadian itu ato melihat foto mobil Kijang itu pasti berpendapat “pasti mati yang duduk di depan itu” kursi penumpang sudah nempel dengan bodi mobil… artinya siapapun yang duduk di situ pasti kegencet….God can do what others think cant be done.

14 years later
Ya… si kecil itu adalah aku….
Salah satu penyebab kecelakaan tragis itu memang aku. Beberapa tahun aku merasa bersalah atas hilangnya tangan Papa.. walaupun aku tau mereka ga pernah sekalipun menyalahkan aku.. tidak sekalipun bahkan terpikirkan oleh mereka bahwa aku penyebabnya.
Bahkan mereka bersyukur semua itu terjadi. Papa dan Mama, serta seuruh isi keluarga kami jadi lebih tau apa arti hidup, seberapa hidup itu sangat pendek dan hanya Tuhan lah yang bisa mengaturnya.
Kemaren di gereja, Laura melihat plafon gereja...terus berpaling ke gw, dan bertanya
dengan hati-hati,
" Juwet, sori gw penasaran..soal si Oom (bokap lo) emang pernah kenapa
?" sembari memegang lengan nya untuk memperjelas pertanyaannya.
She suddenly remember my dad because Upper Room' ceiling... And i told her the story...

Dan di saat yang sama itulah aku ngrasa sangat bersyukur sama Tuhan. Aku si kecil yang egois dan bodoh itu pasti ga tau apa yang akan kualami tanpa papa jika bukan Tuhan yg nolong. Aku sadar, bahwa Tuhan memberikan ujian kepada tiap anaknya seprti apa yang bisa kita pikul.
Aku baru sadar kalo saja papa ga ada waktu itu.. aku ga akan berdiri di sini.. aku mungkin ga akan berada di jakarta, aku mungkin bahkan tidak akan menulis di blog ini…
God is so good…

May this story can bless you…
GBU

8 comments:

  1. nice story bro... walau agak cape mbacanya... but thx...
    Salam kenal....

    Kapan2 maen ke blog gw y...

    Lowongan Kerja di update tiap hari (Freelance, Fresh Graduate, Employee) .......KLIK DISINI

    ReplyDelete
  2. thanks for cape cape reading...
    salam kenal juga
    btw blognya yang lowongan kerja itu ya?
    oke.. mnuju TKP....

    PS: how can you get in my blog? are you a date member? :)

    ReplyDelete
  3. wow i'm so blessed wet, tku for share..
    cerita ini bs dimuat di breaking news jpcc wet
    sayang gw ga sempet liat bokap lo kemarin

    Gbu bro

    ReplyDelete
  4. to anonymous: dimuat di breaking news? waaah malu ah hahaha... and.. my dad wasnt at jpcc yesterday.. dulu waktu bokap gw dtg jkt gw ajak ke jpcc n i sat next to laura and felix. then, my dad asked me...
    "i wonder why this room is so cold, and the air conditioners is really well hidden.. salute to the architecht... so where is the Air Conditioners?"

    that's why when laura saw the roof, she remembered my daddy hehehe...

    ReplyDelete
  5. what a great story Wet and I am speechless. No enough word to express my thankful to your father and looking forward to meet him personally, fritz

    ReplyDelete
  6. Edric??? It's that me?? Nice fake name.. Hahahaha.. God bless u brother..

    ReplyDelete
  7. Kayaknya dulu kamu pernah bilang kalau mau bikin film mengenai Papa kamu.. waktu itu sih aku pikir kamu cuma kagum sama Papa kamu karena bisa survive cari duit.. kayak orang China biasanya.. ternyata yang dilakukan Papa kamu jauh lebih hebat dari itu ya..

    ReplyDelete
  8. @yunianto: waw.. u remember... i really really apreciate it :) thanks bro... maybe someday i'll write another story about my old man... he's not just a merchant.. he's more than a survivor...

    imagine what life could it be to a former karate sensei(kyokushinkai), former 'togel' seller, tobacco farmer, former taxi driver (ompreng), a brother of 8 sibling which is extremely poor.. thier family ran a "pisang goreng" small business once... his story is always inspiring me.. hahaha now i sounds too 'sumbung' hahaha..

    ReplyDelete